The spirit Of Semangat Tidak Oleh Sambat mungkin inilah kata kata yang saya anggap tepat untuk mewakili apa yang tengah terjadi pada diriku sendiri. Betapa tidak sambat ? Apa yang aku rasakan begitu menyakitkan sekali. Betapa tidak semangat ? sebagian anggota jasmaniku perihnya naudhubillah. Hingga aku pun enggan untuk berkata. Jngankan berbicara. Makan pun aku sudah tak nafsu.
Siang kadang air mata tak terasa menetes. Malam kadang menangis tapi aku tahan. Ini hanya semata mata Tidak oleh Sambat. Hingga ibuku sangat curiga dengan kelakuan yang tak seperti biasanya.
Adzan magrib pun berkumandang itu tanda bahwa orang orang yang tengah menjalankan puasa harus segera membatalkan puasanya. Di waktu itu, Seluruh alam kehidupan yang menganut ajaran nabi Muhammad saw pasti mereka pada menghadap berbagai jenis makanan yang ada sebelum menghadap ke kiblat.
Ibu menghampiriku, Menggoleng-golengkan kepalaku. Menanyakan keadaanku. Aku tak bisa menjawab. Mau aku tuliskan Ibu tak bisa Baca. Ahh Ya sudahlahh sudah menjadi nasib saya.
Malam jum'at aku mencoba membatalkan puasa dengan meminum segelas air putih. Ya ammmpunnn,,, Mulutku ngak bisa kebuka, Pelan pelan aku paksa. Terbuka sakittnya minta ampunn.
Puasa dapat 5 hari aku jalani dengan kesakitan, tanpa bicara, tanpa makan sekenyang kenyangnya. Menjelang sahur aku pun tetap harus makan sahur dan ikut berpuasa. Aku hanya menyantap satu buah jajanan tradisional, Orang sini bilangnya Lemetd .
Di tempat per-kuli-yahan. Aku hanya seperti orang yang benar benar bisu ngak bisa bicara. Entah apa yang di katakan patner patner lapangan. Aku ndak ngurus karena aku ya sudah kurus.
Ada yang menganggap puasaku sangat kusuk sampai bicara pun ngak mau. Ada yang lebih mengenaiku dan membuli. Sekali lagi aku ndak ngurus. Sedangkan tenaga Lemetd sahur bikin tubuhku melayang di tengah panasnya Alambara (alam Batu Bara).
Ibu tahu ketika aku sedikit bisa mengatakan apa yang tengah terjadi padaku. Ibu sungguh kasihan, Aku di buatkan bubur biar perut terisi. Aku pada ibu jarang mengatakan sesuatu. Ya kadang hanya kebahagian yang aku ceritakan selebihnya aku simpan sendiri kepahitan kepahitan yang kadang menghampiri.
Bulan ramadhan kali ini, Sangat spesial sekali bagiku. Berbagai isi hikmah aku merasakan, aku belajar darinya. Itulah mengapa The Spirit Of Semangat Tidak oleh Sambat aku terapkan tuk menjalaninya.
10 hari aku menjalaninya : Entah ujian, Entah cobaan, Entah pemberihan, Entah Musibah. Aku hanya percaya kepadanya dengan The spirit Of Semangat Tidak Oleh Sambat apalagi datangnya pas bulan ramadhan, Pasti ada udang di balik rempeyek.
Di kutip dari Pesan para yai nabi Shallallahu'alihi wa sallam bersabda :
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيْبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلاَّ حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ
“Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti akan hapuskan kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya”
Dan beliau shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda :
مَا مِنْ شَيْءٍ يُصِيْبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ نَصَبٍ، وَلاَ حَزَنٍ، وَلاَ وَصَبٍ،
حَتَّى الْهَمُّ يُهِمُّهُ؛ إِلاَّ يُكَفِّرُ اللهُ بِهِ عَنْهُ سِيِّئَاتِهِ
“Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau sesuatu hal yang lebih berat dari itu melainkan diangkat derajatnya dan dihapuskan dosanya karenanya.”
Ya sakit yang kurasakan itu dari kedokteran di sebut Sariawan hehehe. Meskipun hanya sariawan coba mulutmu terkena semua di mulai dari bibir, dinding, lidah dan semua yang ada di dalam mulut. Ayo betah betahan (kuat kuattan) ? The Spirit Of Semangat Tidak Oleh Sambat.
Hingga tulisan ini terpublish disini alhamdulillah keadaan sudah semakin membaik. Dan aku berterimakasih dengan si Sariawan kalau malam Saribengi ini darinyalah aku mendapatkan segalanya yang tak mungkin aku tulis disini. Lho ya cepetnya lebaran kurang beberapa hari lagi hehe.
Nggak usah sambat cakjun, tapi dibawa ke tempat hiburan semol pasti dapat obat.. Dan alhamdulilah sariawan pun dengan sendirinya sembuh..Wkwkwk
BalasHapusCepetnya sudah mlumcur kuatir kobong ya ? gara gara semoll hahahaha
Hapus