Dengan segenap
hormat dan tanpa mengurangi rasa hormat untuk engkau orang nomer satu yang ada di
Bumi Wali tercinta ini.. Assalammuallaikum warohmatuallahi wabarrokatu salam cinta
saya untuk engkau (Bapak H. Fathul Huda) selaku bupati Tuban dari seorang pemuda
desa yang tinggal cukup dekat dengan pusat kota tuban tepatnya berada di desa Tlagacinta yang sekarang ini penuh dengan debu debu jalanan.
Sebait surat cinta memang
hanya ini yang bisa saya lakukan kepada engkau karena belum bisa bertemu
langsung dengan bapak bupati dan surat cinta ini sekedar ingin mencurahkan
harapan isi hati buat engkau bapak H.
Fathul Huda.
Allhamdulillhirobbil
alaminn, Engkau bapak bupati sudah dua priode ini bapak bupati telah berhasil mengambil
hati nurani rakyat Tuban sehingga bapak bupati kembali untuk yang kedua kalinya
duduk di kursi pemerintahan kabupaten Tuban untuk melanjutkan perjuangan
membenahi kota Tuban tercinta ini.
Saya sangat senang
bapak bupati beberapa kali telah mendapatkan piagam penghargaan di antaranya
diberikan langsung oleh pakde karwo hingga sampai presiden Pak Jokowi telah
engkau raih atas prestasi bapak yang sangat signifikan ini. Sedikit banyak itu
telah membuktikan bahwa bapak bupati tidak diam dikursi jabatan saja sudah
melaksanakan visi dan misi bapak sebagai seorang bupati.
Beberapa tempat lokalisasi
prostitusi, maupun hal hal yang negatif
pun kini telah engkau tutup dan perlahan lahan kegiatan yang berbaur
kemaksiatan dan penyimpangan prilaku masyarakat yang negatif telah engkau tumpas
demi menjalankan tugas dan tanggung jawab seorang bupati yang berlatarkan kiayi
yang tentu sudah sangat paham dengan hal hal semacam ini.
Engkau mencoba tumpas
habis semata mata untuk ketertiban dan keamanan masyarakat tuban agar menjadi
sebuah kabupaten yang tertib, aman, damai dan religius.
Namun untuk hiburan
malam yang berkelas atas seperti cave cave pinggiran pantura yang glamour bin
eksotis kelihatannya kok masih asik berdiri bersama lampu lampu kelap kelipnya
malam apakah itu dikarenakan pajaknya yang terlalu tinggi atau gimana pak ?
Sehingga seolah olah telah lulus sensor dari penglihatan pemerintahan bapak.
Sedangkan yang remang remang dengan lampu api yang khas telah engkau padamkan tanpa mengenal waktu.
Akhir akhir ini
saya juga sering mendengar kabar berita dari media masa bahwa bapak tengah
menjalankan sidak alias “blusukan” menyusuri jalan raya dari kecamatan kota
hingga ke plosok desa bahkan bapak pernah juga ke salah satu tempat wisata yang
sekarang lagi dibenahi.
Bapak dikatakan sangat
takjub dengan ke indahan alam tersebut. Saya mendengar kabar seperti itu sangat
senang sekali bapak artinya dengan blusukan seperti itu bapak telah melihat
langsung kondisi lingkungan masyarakat maupun tempat tempat wisata alam tuban
yang sangat beragam ini. Pastinya bapak juga merasakan empuknya perjalanan
bapak di atas mobil bukan.
Lalu mengapa masih
banyak yang memberitakan jalan banyak yang rusak tak kunjung di benahi. Ada
juga beberapa jembatan yang rusak akibat sudah lamanya sehingga menyebabkan
banjir yang memasuki rumah warga, yang juga belum ditanggapi. Banyak pula tempat tempat pariwisata dituban yang tidak
terawat dengan semestinya dari pemkab.
Bukankah udah satu
priode berlalu bapak menjadi bupati. Mengapa baru akhir akhir ini terlihat
kabar perjalanan yang empuk itu ? Ahg,, mungkin ini hanya pengetahuan seorang
pemuda awam yang masih bodoh dengan media informasi yang sering simpang siur.
Namun setidaknya
yang hasil dari dunia nyata saya sudah cukuplah untuk mengidentifikasi bahwa
pemkab pada umumnya kurang sigap, Contoh kecilnya soal jalan raya sekitaran
desa saya ini.
Sekitar dua bulan yang lalu pun wartawan juga pernah memotret
salah satu jalan raya desa kami hingga surat cinta ini diterbitkan pun masih
tetap seperti yang dulu.
Salah satu anggota DPR pun pernah datang untuk menjaring
aspirasi rakyat pada akhir tahun yang lalu. yang katanya ingin memberikan informasi kepada bapak mengenai keluh kesah masyarakat sini. Apakah seorang dpr itu Lupa atau gimana ?
Masih dari kaca
mata awam seorang pemuda desa yang hanya bisa mencurahkan isi hati belum bisa
untuk berbuat apa apa untuk Tuban tersayang ini, Seorang pemuda yang juga
menyukai hal hal yang berbaur seni. Melihat kabar kabar gembira seperti itu
saya sangat senang sekali apalagi bapak bupati banyak pula menghidupkan kembali
seni tradisional yang ada dituban ini.
Namun untuk seni yang modern juga perlu
diperhatikan lagi dan sedikit kasih mereka ruang gerak untuk tetap berkarya,, Jangan
hanya memprioritaskan seni tradisional saja lantas seni yang modern lainnya
seolah terabaikan tak ada ruang gerak untuk mereka. Yang menyebabkan mereka banyak
yang tidak bergairah untuk mengibarkan nada nada sair irama melayu dibumi wali
ini.
Bukannya saya mengoreksi pemerintahan bapak bupati
semata mata ini demi kebaikan pemerintahan bapak yang senang mendengar curahan
hati masyarakat umum.
Saya turut
mendo’akan saja untuk bapak H. fathul huda selaku bupati Tuban yang berlatarkan
seorang kiayi semoga selalu sehat selalu, tabah dan sabar. Yang sudah mengabdikan diri kepada masyarakat tuban
tentunya dengan niat ibadah. Kedepan semoga niat bapak dalam menjalankan tugas
sebagai seorang bupati Tuban ini semakin berjaya, bermartabat dimata rakyat.
Tunjukan
bahwa bapak bupati tidak hanya sekedar memenangkan suara rakyat dengan iming
iming janji janji bapak ketika kampanye. Bukan hanya mendapatkan sebuah
penghargaan dari penguasa yang lebih menguasai.
Namun bisa di buktikan dengan
kerja yang lebih nyata dan lebih baik dari priode sebelumnya lagi. Mohon maaf kiranya
surat cinta saya ini tidak jelas kepada engkau bapak bupati, Saya sekedar hanya mencurahkan
harapan isi hati yang liar ini dan sekali lagi bahwa masyarakat pada umumnya bukan
butuh janji namun bukti yang harus dibuktikan lagi. Dari saya Junaidi.
Ini surat gagal mengirim saya untuk mengikuti lomba yang dan ini pertama kalinya saya membuat hal semacam ini. Nah sekarang mana suratmu dulurd menangkah kamu di acara lomba mengrasani ini hew,hew,hew ?
Belum ada Komentar untuk "Gagal Mengirim Surat : Janji Yang Harus Di Buktikan lagi"
Posting Komentar
Kebijakan Komentar di Blog CakJun